September 27, 2025

Sejarah Desa

Nama Desa Pesahangan diambil dari kata Pesanggrahan yang artinya tempat suci yang ditempati tokoh – tokoh agama Islam untuk melakukan syiar agama Islam terbukti adanya Makam – makam Ulama besar yang pernah tinggal di desa Pesahangan.

Pada tanggal 16 Februari 1948, terjadi pertempuran sengit antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan penjajah Belanda di Desa Pesahangan. Peristiwa bersejarah tersebut meninggalkan jejak penting yang hingga kini masih dikenang oleh masyarakat. Sebagai bukti perjuangan dan pengorbanan para pejuang, didirikan sebuah Tugu Kesaksian yang terletak di Desa Pesahangan RT 02 RW 02.

Berdasarkan keberadaan Tugu Kesaksian tersebut, Kepala Desa Pesahangan, Bapak H. Nurhamid Samsul Bahri, S.Ag., menetapkan tanggal 16 Februari sebagai Hari Lahir Desa Pesahangan. Penetapan ini sekaligus menjadi simbol penghormatan terhadap jasa para pahlawan yang telah berjuang membela tanah air di bumi Pesahangan.

Keputusan tersebut mendapat persetujuan bersama pada malam tasyakuran kemerdekaan Republik Indonesia yang dihadiri oleh lembaga desa serta berbagai unsur masyarakat. Dengan demikian, setiap tanggal 16 Februari menjadi momentum istimewa bagi warga Desa Pesahangan untuk mengenang sejarah, menumbuhkan rasa syukur, serta memperkuat semangat persatuan dan kebersamaan.

Dimasa penjajahan Belanda Desa Pesahangan merupakan sentral penghasil rempah- rempah diantaranya Merica/ Lada yang dalam bahasa lokal Sahang  karena merupakan desa / pedukuhan pengahasil sahang / lada dijulukilah Pesahangan dan sampai sekarang nama itu dipakai nama Desa yang masuk dalam wilayah Kabupaten Cilacap.

Desa Pesahangan di pimpin oleh seorang Kepala Desa dengan urutan sbb:

  1. Kepala Desa yang ke 1 (satu) yaitu Bpk SURAMAJA / KIPENATUS
  2. Kepala Desa yang ke 2 (dua) yaitu Bpk SAN ACHMAD
  3. Kepala Desa yang ke 3 (tiga) yaitu Bpk KH. MUSLIM
  4. Kepala Desa yang ke 4 (empat) yaitu Bpk MUDIRMAN
  5. Kepala Desa yang ke 5 (lima) yaitu Bpk NURHAMID SAMSUL BAHRI,S.Ag,